Seorang pemuda yang mencari makna hidup | episode 1

gambar sampul Seorang pemuda yang mencari makna hidup

Seorang pemuda yang mencari makna hidup | episode 1 (awal pencarian)

    Ramadhan baru saja tiba. Bagi banyak orang, ini adalah bulan penuh berkah, kesempatan untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun, bagi Rayhan Al-Faruqi, bulan Ramadhan terasa biasa saja, sama seperti bulan lainnya. Ia menjalani hidup tanpa banyak memikirkan agama, lebih fokus pada kesenangan duniawi.

    Rayhan adalah seorang pemuda berusia 25 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan besar di ibu kota. Hidupnya nyaman, gajinya cukup untuk memenuhi gaya hidup mewahnya. Nongkrong di kafe mahal, bepergian ke luar kota setiap akhir pekan, serta menghabiskan waktu bersama teman-temannya yang memiliki pola hidup serupa. Puasa? Baginya hanyalah tradisi yang tidak begitu berarti.

    Namun, ada sesuatu yang berbeda tahun ini. Hafiz, sahabat lamanya, mulai sering mengajaknya untuk lebih mengenal agama. Hafiz adalah satu dari sedikit teman Rayhan yang tetap menjaga nilai-nilai keislaman di tengah pergaulan mereka. Setiap kali bertemu, Hafiz selalu menyelipkan nasihat ringan tentang pentingnya mendekat kepada Allah.

"Ray, kapan terakhir kali kamu benar-benar berpikir tentang hidup ini?" tanya Hafiz saat mereka duduk di sebuah taman setelah berbuka puasa bersama.

    Rayhan mendengus kecil. "Hidup ya dijalani saja, Fiz. Aku baik-baik saja, punya pekerjaan, bisa beli apa pun yang kuinginkan. Kenapa harus repot-repot memikirkan hal yang rumit?"

    Hafiz tersenyum. "Benarkah? Tapi apa kamu bahagia? Maksudku, benar-benar bahagia, merasa tenang?"

    Pertanyaan itu membuat Rayhan terdiam. Kebahagiaan? Tentu saja ia bahagia. Ia bisa melakukan apa pun yang ia mau. Namun, mengapa ada perasaan kosong di hatinya yang sulit dijelaskan?

    Beberapa hari setelah percakapan itu, sesuatu terjadi. Rayhan menerima kabar bahwa salah satu rekan kerjanya, seorang pria muda berusia hampir sama dengannya, meninggal dunia mendadak akibat serangan jantung. Kabar itu mengejutkannya. Bagaimana bisa seseorang yang tampak sehat dan berenergi tiba-tiba pergi begitu saja?

    Ketika menghadiri pemakaman, Rayhan melihat wajah keluarga yang ditinggalkan. Ada kesedihan, tetapi juga ketenangan yang aneh. Mereka menerima kepergian dengan penuh keikhlasan. Salah satu yang hadir adalah seorang pria tua, Pak Salman, yang mengenal almarhum dengan baik. Ia menepuk pundak Rayhan dan berkata, "Nak, hidup ini hanya sementara. Kita semua sedang dalam perjalanan. Jangan sampai kita lupa ke mana tujuan akhirnya."

    Kata-kata itu menusuk dalam. Rayhan merasa seolah ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Malam itu, untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, ia membuka aplikasi Al-Qur'an di ponselnya. Ia mulai membaca terjemahan surat Al-Baqarah ayat 2: "Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa."

    Rayhan terdiam. Mungkinkah ini awal dari pencariannya? Sesuatu dalam hatinya terasa bergerak, seolah ada pintu yang sedikit terbuka. Apakah ini saatnya ia mencari jawaban yang selama ini ia abaikan?

Bulan Ramadhan masih panjang, dan perjalanan spiritual Rayhan baru saja dimulai…

Komentar