Proyek Hobi di Hari Natal: Bagaimana Python Dimulai

ilustrasi awal python tercipta hingga saat ini dan fumgsi utama python itu sendiri

Proyek Hobi di Hari Natal: Bagaimana Python Dimulai

    Saat kita memikirkan penciptaan bahasa pemrograman, bayangan yang muncul mungkin adalah sekelompok insinyur yang terkunci di dalam ruang konferensi yang dipenuhi papan tulis, dengan target yang ambisius dan jadwal yang ketat. Namun, kisah Python jauh dari skenario tersebut. Bahasa yang kini mendominasi dunia coding ini tidak lahir dari tuntutan korporat atau pendanaan besar. Sebaliknya, ia dimulai dari sebuah proyek pribadi yang sederhana, dikerjakan oleh seorang pria bernama Guido van Rossum di waktu luang selama liburan Natal.

    Kisah ini adalah pengingat yang indah bahwa inovasi terbesar sering kali lahir dari tempat yang paling tidak terduga: dari rasa penasaran yang murni dan hasrat untuk memecahkan masalah pribadi. Artikel ini akan mengajak Anda menyusuri kembali momen-momen sunyi di penghujung tahun 1989, ketika Python mulai mengambil bentuk, dan bagaimana sebuah hobi kecil tumbuh menjadi fondasi bagi revolusi teknologi global.

Keheningan Sebelum Badai

    Untuk memahami pentingnya proyek Natal ini, kita harus terlebih dahulu melihat situasi yang dihadapi Guido van Rossum di Centrum Wiskunde & Informatica (CWI) di Amsterdam. Tahun 1989 hampir berakhir. Kantor-kantor mulai kosong, dan orang-orang sudah bersiap untuk merayakan liburan. Sementara banyak rekannya berlibur, Guido memiliki ide lain. Ia tidak ingin menghabiskan liburannya tanpa melakukan sesuatu yang produktif dan menyenangkan.

    Saat itu, Guido sedang mengerjakan proyek yang berfokus pada sistem operasi terdistribusi, Amoeba. Proyek ini memerlukan sebuah bahasa scripting yang kuat dan mudah digunakan. Namun, Guido merasa bahasa yang ada saat itu tidak memenuhi kriterianya. Ia kembali dihadapkan pada dilema yang sama: bahasa yang kuat terlalu rumit (seperti C), sementara bahasa yang sederhana terlalu terbatas (seperti ABC). Ia merasa frustrasi dengan kenyataan bahwa untuk tugas-tugas kecil sekalipun, ia harus menulis kode yang sangat panjang dan kaku.

    Guido adalah seorang programmer yang cerdas dan pragmatis. Ia tidak hanya ingin menggunakan alat yang ada; ia ingin membangun alat yang tepat. Ia tahu persis apa yang ia butuhkan: sebuah bahasa yang bisa menjadi "penghubung" antara bahasa-bahasa tingkat rendah yang lebih lambat dan bahasa-bahasa shell yang terlalu sederhana.

    Maka, ketika waktu luang itu tiba, Guido melihatnya sebagai kesempatan sempurna. Tanpa tekanan, tanpa tenggat waktu, dan tanpa ekspektasi dari orang lain, ia bisa bebas bereksperimen. Ini bukan tentang membangun sesuatu yang besar, melainkan tentang membangun sesuatu yang ia nikmati, sebuah mainan intelektual yang bisa ia gunakan untuk dirinya sendiri dan, mungkin, beberapa temannya.


Logika di Balik Ide Sederhana

Proyek yang ia mulai di hari Natal itu memiliki beberapa tujuan yang jelas, meskipun tidak pernah ditulis di atas kertas. Guido ingin bahasa yang ia bangun:

    1. Mudah Dibaca: Ia ingin sintaksnya bersih dan minim tanda baca yang membingungkan. Inspirasinya datang dari bahasa ABC yang menggunakan indentasi untuk menandai blok kode. Ia mengadopsi ide ini, tetapi dengan satu perubahan penting: ia menjadikannya aturan wajib. Hal ini pada akhirnya menjadi ciri khas Python.

    2. Serbaguna dan Fleksibel: Guido membayangkan sebuah bahasa yang tidak hanya bisa digunakan untuk satu hal. Ia ingin bisa membuat skrip, membangun prototipe, dan juga bisa dikembangkan menjadi aplikasi yang lebih besar. Ia merancang Python agar bisa diperluas dengan mudah, sebuah fitur yang kelak menjadi alasan utama popularitasnya.

    3. Berorientasi Objek: Meskipun OOP pada saat itu masih merupakan konsep yang relatif baru, Guido melihat potensinya. Ia memasukkan konsep dasar OOP ke dalam desain Python sejak awal. Objek, atribut, dan metode diimplementasikan dengan cara yang sederhana dan intuitif, jauh lebih mudah dipahami daripada bahasa-bahasa OOP lainnya.

    4. Bebas untuk Semua: Guido percaya pada filosofi open-source. Ia memutuskan untuk merilis karyanya secara gratis, memungkinkan siapa pun untuk menggunakannya, memodifikasinya, dan berkontribusi. Keputusan ini sangat penting. Tanpa keterbukaan ini, Python mungkin hanya akan menjadi proyek internal CWI dan tidak pernah berkembang menjadi seperti sekarang.

    Yang paling menarik dari semua ini adalah, ia tidak pernah membayangkan dampak dari pekerjaannya. Baginya, itu hanyalah sebuah cara untuk mengisi waktu luang, sebuah tantangan teknis yang menarik. Ia tidak sedang mencoba merevolusi dunia coding; ia hanya sedang mencoba membuat pekerjaannya sendiri sedikit lebih mudah dan menyenangkan.

Lahirnya Python 0.9.0

    Setelah liburan usai, proyek itu tidak berhenti. Guido terus mengerjakannya, sedikit demi sedikit, sambil tetap fokus pada pekerjaan utamanya. Kode-kode mulai terbentuk, dan fitur-fitur baru mulai ditambahkan. Ia sering berbagi kemajuan dengan rekan-rekannya di CWI, dan mereka pun mulai tertarik. Mereka melihat apa yang dilihat Guido: potensi besar dari sebuah bahasa yang sederhana dan elegan.

    Pada bulan Februari 1991, Guido merasa bahwa proyeknya sudah cukup matang untuk dibagikan secara lebih luas. Ia merilis versi pertamanya, Python 0.9.0, ke komunitas Usenet, sebuah forum online yang menjadi tempat berkumpulnya para programmer. Ia tidak mempromosikannya secara besar-besaran, hanya memposting pengumuman sederhana.

    Sambutan dari komunitas awal ini sangat positif. Mereka terkesan dengan keterbacaan kode, kemudahan sintaks, dan pendekatan yang berorientasi objek. Para programmer yang telah lama frustrasi dengan kerumitan bahasa lain akhirnya menemukan apa yang mereka cari. Python bukan hanya sebuah bahasa baru; ia adalah jawaban atas masalah yang telah lama mereka hadapi.

    Sejak saat itu, proyek pribadi di hari Natal itu tidak lagi menjadi milik Guido van Rossum seorang. Ia mulai menerima feedback, kontribusi kode, dan ide-ide dari komunitas yang berkembang pesat. Proyek hobi itu telah berubah menjadi sebuah gerakan.

Dari Mainan Menjadi Milyaran Baris Kode

    Kisah awal Python adalah sebuah pelajaran berharga tentang bagaimana inovasi sejati sering kali tidak terencana. Ia tidak lahir dari pertemuan dewan direksi, melainkan dari sebuah meja di sebuah kantor kosong, di tengah keheningan liburan. Keputusan Guido untuk membangun sesuatu yang ia nikmati, bukan sesuatu yang ia "harus" bangun, adalah kunci utama kesuksesannya.

    Saat ini, Python adalah salah satu bahasa pemrograman yang paling banyak digunakan di dunia. Ia digunakan untuk menggerakkan mesin pembelajaran Google, menganalisis data keuangan, membangun situs web populer seperti Instagram, dan mengontrol robot di pabrik. Jutaan programmer di seluruh dunia menggunakannya setiap hari. Semua ini berkat seorang programmer yang memutuskan untuk mengubah waktu luang liburannya menjadi sebuah proyek yang sangat berarti.

    Proyek Natal Guido van Rossum adalah bukti nyata bahwa jika Anda membuat alat yang benar-benar baik, alat itu akan menemukan jalannya sendiri. Python tidak memaksakan dirinya ke dunia; dunia yang datang kepadanya, karena ia menawarkan sebuah solusi yang begitu sederhana dan begitu elegan. Itu adalah sebuah anugerah, yang lahir dari hasrat murni seorang programmer yang ingin membuat coding menjadi lebih menyenangkan.

Komentar