Seorang pemuda yang mencari makna hidup | episode 2 (langkah pertama)
Malam itu, Rayhan tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan kata-kata Pak Salman di pemakaman dan ayat Al-Qur'an yang sempat ia baca. Ada sesuatu yang terasa berbeda, seperti ada ruang kosong dalam dirinya yang selama ini ia abaikan.
Akhirnya, Rayhan memutuskan untuk menghubungi Hafiz. "Fiz, besok kita bisa ketemu? Aku ingin ngobrol soal sesuatu."
Hafiz langsung setuju. Keesokan harinya, mereka bertemu di sebuah masjid dekat tempat tinggal Hafiz. Masjid itu sederhana, tetapi terasa damai. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rayhan menginjakkan kaki di dalam masjid bukan hanya untuk urusan duniawi, melainkan untuk mencari sesuatu yang lebih dalam.
"Apa yang membuatmu tiba-tiba ingin bicara soal ini, Ray?" tanya Hafiz sambil tersenyum.
Rayhan menghela napas panjang. "Aku tidak tahu, Fiz. Rasanya… kosong. Aku punya segalanya, tapi tetap merasa ada yang kurang. Dan setelah kejadian kemarin, aku mulai berpikir… selama ini aku hidup untuk apa? Apa tujuanku sebenarnya?"
Hafiz mengangguk pelan. "Ray, pertanyaan itu adalah langkah pertama yang sangat penting. Banyak orang yang hidup tanpa pernah mempertanyakan tujuan mereka. Kamu sudah selangkah lebih maju."
Rayhan menatap sahabatnya. "Tapi aku tidak tahu harus mulai dari mana. Aku merasa asing dengan semua ini. Aku bahkan lupa bagaimana caranya shalat dengan benar."
Hafiz tersenyum lebih lebar. "Tidak apa-apa, Ray. Tidak ada kata terlambat. Allah Maha Pengasih, Maha Menerima Taubat. Yang penting, kamu mau belajar dan memperbaiki diri. Kita mulai dari yang sederhana dulu."
Hafiz mengajak Rayhan berwudhu dan mengajarinya kembali tata cara shalat. Rayhan merasa canggung, tetapi ada sesuatu dalam hatinya yang terasa ringan. Ketika ia menundukkan kepala dalam sujud, ada kehangatan yang sulit dijelaskan. Seolah-olah, untuk pertama kalinya, ia benar-benar berbicara dengan Allah.
Setelah shalat, Hafiz memberikan sebuah mushaf kecil kepada Rayhan. "Ini Al-Qur’an terjemahan. Coba baca satu ayat setiap hari. Renungkan maknanya. Jangan terburu-buru, tapi biarkan hatimu yang berbicara."
Rayhan menerima mushaf itu dengan hati yang bergetar. Ia tak pernah menyangka, sesuatu yang dulu ia anggap biasa kini terasa begitu berharga.
Saat berjalan pulang malam itu, Rayhan menatap langit yang penuh bintang. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia bertanya-tanya: mungkin inilah awal dari sesuatu yang lebih besar? Mungkin inilah saatnya ia menemukan makna hidup yang selama ini ia cari…
Dan perjalanan spiritualnya pun berlanjut.
Baca juga episode sebelumnya...

Komentar
Posting Komentar